Farmasi "Patience is the best medicine". Kata farmasi sebenarnya berasal dari kata pharmacon yang berarti obat atau racun. Di negara kita farmasi diartikan sebagai suatu profesi di bidang
kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang pertemuan,
pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, dan distribusi obat.
Farmasi itu identik dengan obat karena awal lahirnya ilmu ini adalah untuk membuat obat dalam rangka penyembuhan penyakit. Farmasi sangat penting karena kita (manusia) sangat membutuhkan produk
farmasi (baik obat ataupun lainnya) dalam kehidupan sehari-hari, baik
itu yang berhubungunan dengan masalah kesehatan ataupun dengan masalah
kelangsungan hidup. Mungkin kamu baru merasakan pentingnya ilmu farmasi
ketika kamu minum obat saat sakit. Bayangkan jika tidak ada obat
penghilang sakit di dunia ini. Kalau mau disebutkan semuanya akan sangat banyak, diantaranya saja ada
obat-obatan, kosmetik, sabun, shampo, pasta gigi, produk makanan, dan
vaksin. Sadar atau tidak sadar kita tiap hari menggunakan produk
farmasi. Sederhananya begini, ketika bangun pagi kamu mandi pakai sabun
dan shampo (itu produk farmasi), terus sikat gigi pakai pasta gigi,
setelah itu pakai kosmetik dan seterusnya. Karena farmasi membutuhkan ilmu keterampilan, inisiatif, dan tanggung
jawab khusus yang berbeda dengan kodekteran. Ilmu farmasi dan kedokteran
berhubungan sebagai partner. Contohnya, ketika kamu sakit, maka ilmu
kedokteran mendiagnosis penyakit kamu, sedangkan ilmu farmasi memberikan
solusi (obat) untuk penyembuhan penyakit itu. Ahli farmasi bersama ahli kesehatan lainnya bertanggung jawab atas
kesehatan dan keselamatan pasien/manusia yang membutuhkannya. Jadi,
kalau kamu sakit, kamu datang ke dokter untuk tanya penyakitmu dan minta
obat sama ahli farmasi. Itulah tanggung jawabnya.
Pada awalnya kalau kamu lulus dari farmasi kamu akan mendapat gelar
Sarjana Sains (S.Si) karena kebanyakan masih termasuk dalam fakultas
MIPA. Namun, sekarang seiring dengan perkembangan dunia pendidikan
farmasi yang ditandai banyaknya jurusan farmasi, maka farmasi memisahkan
diri dari MIPA dan mengingat farmasi merupakan salah satu keprofesian,
maka gelar S-1 pun berubah menjadi S.Far (Sarjana Farmasi). Bila kamu
kemudian ingin menjadi seorang farmasis yang lebih profesional dan
mempunyai kemampuan mendalam, maka kamu dapat mengikuti program
pendidikan profesi yang lamanya sekitar dua sampai tiga semester.
Setelah menyelesaikan pendidikan profesi ini, maka gelar di belakang
namamu akan bertambah Apt. (Apoteker). Tentunya dengan gelar tersebut
maka kamu bisa membuka praktek/apoteker sendiri. Pilihan menjadi seorang ahli farmasi/apoteker merupakan salah satu
pilihan yang sangat menjanjikan untuk mendapatkan pekerjaan. Perama-tama
kamu jangan terpaku pada anggapan bahwa farmasi hanya bisa kerja di
apoteker atau rumah sakit. Tahukah kamu? Bahwa banyak bidang pekerjaan
yang bisa dimasuki oleh para "farmasian". Ada tiga pekerjaan di bidang
farmasi yang paling populer, yaitu Apoteker (ahli farmasi), profesi inilah yang paling umum dan dikenal luas oleh masyarakat. Kamu
bisa bekerja di apotek, rumah sakit, klinik umum/swasta, atau juga
membuka apoteker sendiri. Pekerjaan seorang apoteker diantaranya meracik
obat sesuai dengan pesanan dokter.Bidang Industri Farmasi, Namanya saja kerja di industri, tentunya lulusan farmasi akan bekerja di
perusahaan-perusahaan farmasi dalam hal ini terkait dengan produksi
obat. Contohnya Indofarma, Kimia Farma, dll. Lulusan
farmasi akan bekerja memformulasikan obat yang akan diproduksi melalui
hasil riset di laboratorium perusahaan. Pendidik/Peneliti, Bidang pekerjaan yang satu ini merupakan bidang yang cocok bagi kamu
yang bercita-cita menjadi dosen atau seorang peneliti. Kelebihan dari
bidang ini adalah kamu bisa mengembangkan ilmu farmasi secara langsung
melalui riset dan penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar